Selasa, 14 Desember 2010

Angen-angen

Memilih Dede karena Ganteng
Selasa, 15 April 2008 | 11:46 WIB
Histeria massa, khususnya kaum hawa, saat calon wakil gubernur Jawa Barat Dede Yusuf datang sudah lazim terjadi. Di sekolah Bustanul Ulum Kawasan Inkubator Terpadu, Bandung, misalnya, para siswa berbondong-bondong meminta tanda tangannya. Demikian pula saat berkunjung ke Cimahi.
Suara ibu-ibu di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, itu sontak riuh rendah. Mereka berebut berfoto, memeluk, bahkan mencium Dede. Dalam kesempatan lain, di sebuah hotel, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, terdengar gemuruh teriakan para perempuan.
Mereka sangat bersemangat meneriakkan yel-yel dukungan terhadap Dede yang juga memandu sorak-sorai tersebut. Latar belakang suami Sendy Ramania itu sebagai aktor kenamaan tak dapat dimungkiri menjadi modal merebut simpati dalam pemilihan gubernur (pilgub) Jabar. Sejumlah pemilih perempuan mengaku memilih Dede karena dipengaruhi faktor tersebut.
Karmini (46), warga Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, mengatakan, dirinya memilih Dede karena figur yang paling ganteng, apalagi tak mengenal figur lainnya. Maka, calon yang juga anggota DPR itulah yang dipilih.
Suzana (41), warga Kelurahan Gumuruh, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, mengatakan, Dede tidak terlalu ganteng. Namun, kelebihan Dede yang dinilai simpatik membuat dirinya menjatuhkan pilihan terhadap calon itu.
Apalagi, dalam kehidupannya, Dede jarang diterpa gosip miring. Ditelusuri dari kiprah keaktoran Dede yang dibintanginya pun, tidak ada film atau sinetronnya yang merusak moral bangsa. Sebut saja film Catatan Si Boy, Perwira dan Ksatria, serta sinetron Jendela Rumah Kita, semuanya bukan tontonan yang buruk. Tokoh yang diperankan Dede juga tidak antagonis.
Faktor pencitraan
Dede adalah seorang figur publik sehingga masyarakat diperkirakan cenderung lebih menuruti kata-katanya dibandingkan calon lain. Sejak awal Suzana sudah mantap berniat memberikan suara untuk pasangan nomor tiga yang disebut Hade itu.
Faktor lain adalah Ahmad Heryawan yang menjadi pasangan Dede adalah tokoh agama sehingga bisa menjadi panutan. "Nama pasangannya pun bagus. Hade artinya baik. Dede juga tampil mengesankan dalam debat publik," kata Suzana.
Warga Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Riri (42), mengatakan, zaman sekarang, figur sudah harus memerhatikan pencitraan. "Dede dapat pencitraan itu. Figur harus elegan. Keartisan Dede memiliki pengaruh terhadap perempuan," katanya.
Karena itulah, Riri memberikan suaranya untuk Hade. Di kalangan anak muda, Dede adalah calon yang tampan. Di mata para ibu, pasangannya, yaitu Heryawan, memiliki kelebihan yaitu religius. Gabungan keduanya dinilai dapat meraih dukungan dari cakupan usia yang luas.
Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Surabaya Muhammad Asfar mengatakan, keartisan Dede memang memberikan pengaruh terhadap pemilih perempuan. Gabungan profesi tersebut dengan anggota DPR dianggap membuat Dede semakin banyak menarik dukungan. (dwi bayu radius)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar